KETERKAITAN ANTARA ABU LAHAB DENGAN PERAYAAN MAULID NABI?

 KISAH DUSTA ABU LAHAB DIRINGANKAN AZABNYA SETIAP HARI SENIN KARENA GEMBIRA ATAS KELAHIRAN NABI.

SEHINGGA KISAH INI MENJADI HUJJAH BID'AH LOVERS UNTUK MERAYAKAN MAULID NABI.


KISAH DUSTA ABU LAHAB DIRINGANKAN AZABNYA SETIAP HARI SENIN KARENA GEMBIRA ATAS KELAHIRAN NABI.
SEHINGGA KISAH INI MENJADI HUJJAH BID'AH LOVERS UNTUK MERAYAKAN MAULID NABI.⭐
📚KETERKAITAN ANTARA ABU LAHAB DENGAN PERAYAAN MAULID NABI?
Oleh : Abu Ghozie As Sundawie
🌀Dalam beberapa buku sejarah disebutkan bahwa TSUWAIBAH di merdekakan oleh ABU LAHAB karena sebab Tsuwaibah telah menyampaikan kabar gembira kepadanya atas kelahiran Rasulullah shalallahu alaihi wasallam.
✒️Dalam masalah ini perlu di beri catatan :
[a] Syaikh Abdullah At Tuwaijiri -hafidzahullah- berkata : “Tsuwaibah adalah budak wanita milik Abu Lahab, Ia seorang wanita yang pertama kali menyusui Nabi shalallahu alaihi wasallam. Karena itulah beliau sering mengunjunginya ketika masih di Makkah.
Khadijah istri Nabi shalallahu alihi wasallam juga amat menghormatinya. Ketika masih menjadi budak, Khadijah radhiyallahu anha pernah meminta Abu Lahab untuk menjualnya untuk di merdekakan, akan tetapi paman nabi itu menolak, ia baru DIMERDEKAKAN oleh Abu Lahab pada waktu Rasulullah shalallahu alaihi wasallam HIJRAH ke Madinah.
Pada saat itulah Rasulullah shalallahu alaihi wasallam mengirimkan pemberian dan pakaian kepadanya. Hanya saja keislaman dirinya masih diperselisihkan, ia wafat tahun 7 Hijriyah”. (Al Bida’ Al Hauliyyah, hal. 165, dinukil dari kitab Thobaqat Ibnu Sa’ad 1/108, Al Ishabah 4/250 no biografi : 213)
[b] Ada riwayat yang dijadikan dasar oleh orang orang yang merayakan maulid Nabi khususnya dari kalangan sufiyah (orang orang tasawwuf) bahwa Diantara kerabat Abu Lahab ada yang bermimpi melihat abu Lahab lalu ditanyakan kepadanya, “Bagaimana keadaanmu?”
Abu lahab menjawab, “Aku di Neraka, namun setiap malam senin siksaanku di kurangi. Aku menghisap air kira kira sebanyak ini diantara jari jemariku”, Dia memberikan isyarat ke ujung jari jarinya. Hal itu disebabkan aku telah memerdekakkan Tsuwaibah” (Al Haawi 1/196)
Riwayat itu bersumber dari Atsar yang disebutkan oleh Imam Bukhari rahimahullah setelah menyampaikan Hadits tentang Persusuan.
Imam Bukhari -rahimahullah- berkata :
“Urwah berkata; Tsuwaibah adalah bekas budak Abu Lahab. Waktu itu, Abu Lahab membebaskannya, lalu Tsuwaibah pun menyusui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Dan ketika Abu Lahab meninggal, ia pun diperlihatkan kepada sebagian keluarganya di alam mimpi dengan keadaan yang memprihatinkan.
Sang kerabat berkata padanya, "Apa yang telah kamu dapatkan?"
Abu Lahab berkata "Setelah kalian, aku belum pernah mendapati sesuatu nikmat pun, kecuali aku diberi minum lantaran memerdekakan Tsuwaibah." (HR Bukhari : 5101)
Atas dasar riwayat diatas mereka mengatakan, Kalau Abu Lahab yang kafir saja diringankan siksanya di Neraka karena bergembira pada malam lahirnya Nabi shalallahu alaihi wasallam maka apalagi seorang Muslim yang mencintai dan bergembira dimalam kelahirannya dan diantara bentuk menampakkan kegembiraan itu adalah dengan merayakannya hari kelahirannya. Inilah syubhat para pelaku amalan bid’ah merayakan maulid Nabi shalallahu alaihi wasallam.
✒️Syubhat ini dibantah dengan beberapa bantahan diantaranya :
[1] Hadits diatas adalah Mursal (terputus sanadnya), hadits ini di nukil secara Mursal oleh ‘Urwah tanpa menyebutkan siapa yang menceritakan riwayat itu kepadanya. Hal ini menunjukan bahwa ia bukanlah ucapan Nabi shalallahu alaihi wasallam dan bukan pula ucapan shahabat radhiyallahu anhum.
[2] kalaupun statusnya Muttashil (bersambung sanadnya), kandungan hadits itu hanya menunjukan *MIMPI yang tidak bisa di jadikan HUJJAH atau DALIL.* Sebab bisa jadi orang yang yang mengalami mimpi tersebut belum masuk islam, sehingga dengan sendirinya hadits itu tidak bisa dijadikan hujjah (Fathul baari 9/145)
[3] Dalam hadits ‘Urwah yang Mursal tadi dijelaskan bahwa *Abu Lahab memerdekakan Tsuwaibah sebelum menyusui Nabi shalallahu alaihi wasallam,* sedangkan dalam hadits yang dituturkan oleh Ibnu Jauzi disebutkan bahwa *Abu lahab memerdekakan Tsuwaibah ketika menyampaikan kabar gembira tentang kelahiran Nabi shalallahu alaihi wasallam.*
✒️Dengan demikian riwayat riwayat tersebut bertentangan dengan apa yang disampaikan oleh para ahli sejarah, mereka menyatakan bahwa *kenyataannya Abu lahab memerdekakan Tsuwaibah beberapa tahun setelah ia menyusui Nabi shalallahu alahi wasallam.*
Bahkan Al Hafidz Ibnu ‘Abdil Barr rahimahullah berkata dalam biografi nabi shalallahu alaihi wasallam setelah menyebutkan bahwa Tsuwaibah yang menyusui Rasulullah shalallahu alaihi wasallam :
*“Dan Abu Lahab memerdekakan Tsuwaibah setelah Nabi shalallahu alaihi wasallam hijrah ke Madinah” (Al Isti’ab 1/12)*
Ibnu Jauzi rahimahullah berkata :
Tsuwaibah menghadap Rasulullah shalallahu alaihi wasallam setelah beliau menikah dengan Khadijah. Tsuwaibah masih berstatus budak ketika itu sebelum akhirnya di merdekakan oleh Abu Lahab” (Al Wafa Bi Ahwalil Musthafa 1/178)
[4] Tidak ada riwayat yang shahih tentang Abu Lahab bergembira dengan kelahiran Nabi shallahu alaihi wasallam atau Abu Lahab diringankan siksanya di neraka karena sebab memerdekakan Tsuwaibah, bahkan hal ini bertentangan dengan dzahirnya dalil dalil dari Al Quran dan Sunnah bahwa orang kafir tidak akan diringankan siksanya di akhirat, sebagaimana amalan orang kafir tidak bermanfaat di akhirat.
Allah Ta'ala berfirman ;
Dan orang-orang kafir bagi mereka neraka Jahannam. Mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari mereka azabnya. Demikianlah Kami membalas setiap orang yang sangat kafir. (QS Fathir : 36)
Allah Ta’ala juga berfirman ;
Dan orang-orang yang berada dalam neraka berkata kepada penjaga-penjaga neraka Jahannam: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu supaya Dia meringankan azab dari kami barang sehari".
Penjaga Jahannam berkata: "Dan apakah belum datang kepada kamu rasul-rasulmu dengan membawa keterangan-keterangan?"
Mereka menjawab: "Benar, sudah datang".
Penjaga-penjaga Jahannam berkata: "Berdo'alah kamu".
Dan do'a orang-orang kafir itu hanyalah sia-sia belaka. (QS Ghofir : 49-50)
Adapun amalan kebakan orang kafir didunia bisa saja dibalas dengan kesehatan, rizki, dan kenikmatan dunia, akan tetapi di akhirat mereka tidak mendapatkan apapaun selain adzab yang pedih, amalan mereka berhamburan seperti debu yang berterbangan.
Dalam hal ini Allah Ta’ala berfirman ;
Dan kami hadapi segala amal yang mereka (orang kafir) kerjakan , lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan” (QS Al Furqon : 23)
Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan :
Dari Aisyah radhiyallahu anha, ia berkata, ‘Aku bertanya kepada Rasulullah shalallahu alaihi wasallam , wahai rasulullah, Ibnu Jud’an pada masa jahiliyyah adalah orang baik suka silaturahim, member makan fakir miskin, maka apakah yang demikian itu bermanfa’at (di akhirat)”
Beliau menjawab, ‘tidak bermanfa’at, karena ia tidak pernah mengatakan suatu haripun, wahai Rabbku ampuni dosa dan kesalahanku pada hari kiamat” (HR Muslim : 214).
⭐⭐⭐⭐SYUBHAT Atsar imam Asy Suyuti yg dipakai Berdalil olleh BID'AH LOVERS
✒️Suyuthi berkata dalam Al-Hawy (1/196-197), “Lalu saya melihat Imamul Qurro', Al-Hafizh Syamsuddin Ibnul Jauzi berkata dalam kitab beliau yang berjudul ‘Urfut Ta’rif bil Maulid Asy-Syarif’ dengan nash sebagai berikut,
“Berkata Urwah: Tsuwaibah adalah budak Abu Lahab, Abu Lahab memerdekakannya dan menyusui Nabi. Tatkala Abu Lahab meninggal dunia, sebagian keluarganya melihat dalam mimpi bahwa Abu Lahab dalam keadaan yang jelek. Dia bertanya: Apa yang kau dapatkan? Abu Lahab menjawab: Saya tidak mendapatkan kebaikan setelah kalian, hanya saja saya diberi minum sedikit ini karena sebab memerdekakan Tsuwaibah.”
As-Suyuthi berkata, “Jika Abu Lahab yang kafir ini, yang Al-Qur`an telah turun mencelanya, diringankan (siksaannya) di neraka dengan sebab kegembiraan dia dengan malam kelahiran Nabi shallallahu alaihi wasallam, maka bagaimana lagi keadaan seorang muslim yang bertauhid dari kalangan ummat Nabi shallallahu alaihi wasallam yang gembira dengan kelahiran beliau dan mengerahkan seluruh kemampuannya dalam mencintai beliau shallallahu alaihi wasallam?!, saya bersumpah bahwa tidak ada balasannya dari Allah Yang Maha Pemurah, kecuali Dia akan memasukkannya berkat keutamaan dari-Nya ke dalam surga-surga yang penuh kenikmatan.”
Kisah ini juga dipakai berdalil oleh Muhammad bin Alwi Al-Maliki dalam risalahnya Haulal Ihtifal bil Maulid, hal. 8 tatkala dia berkata, “Telah datang dalam Shahih Al-Bukhari bahwa diringankan siksaan Abu lahab setiap hari Senin dengan sebab dia memerdekakan Tsuwaibah
🔷 JAWABAN
1⃣Penyandaran kisah di atas kepada Imam Al-Bukhari adalah suatu kedustaan yang nyata sebagaimana yang dikatakan oleh Asy-Syaikh At-Tuwaijiri dalam Ar-Raddul Qawi hal. 56.
Karena tidak ada dalam riwayat Al-Bukhari sedikitpun yang disebutkan dalam kisah di atas.
Berikut konteks hadits ini dalam riwayat Imam Al-Bukhari dalam Shahihnya no. 4711 secara mursal dari Urwah bin Az-Zubair rahimahullah dia berkata :
“Tsuwaibah, dulunya adalah budak perempuan Abu Lahab. Abu Lahab membebaskannya, lalu dia menyusui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Tatkala Abu Lahab mati, dia diperlihatkan kepada sebagian keluarganya (dalam mimpi) tentang jeleknya keadaan dia. Dia (keluarganya ini) berkata kepadanya, “Apa yang engkau dapatkan?”, Abu Lahab menjawab, “Saya tidak mendapati setelah kalian kecuali saya diberi minum sebanyak ini (sedikit) karena saya memerdekakan Tsuwaibah”.
Syubhat ini dibantah dari beberapa sisi :
1. Hadits tentang diringankannya siksa Abu Lahab ini telah dikaji oleh para ulama dari zaman ke zaman. Akan tetapi tidak ada seorang pun di antara mereka yang menjadikannya sebagai dalil disyari’atkannya perayaan maulid.
2. Ini adalah hadits mursal sebagaimana yang dikatakan oleh Al-Hafizh dalam Al-Fath (9/49) karena Urwah adalah seorang tabi’in dan beliau tidak menyebutkan dari siapa dia mendengar kisah ini. Sedangkan hadits mursal adalah termasuk golongan hadits-hadits dhaif (lemah) yang tidak bisa dipakai berdalil.
3. Apa yang dinukil oleh As-Suyuthi dari Ibnul Jauzi di atas bahwa Abu Lahab memerdekakan Tsuwaibah karena memberitakan kelahiran Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan karena dia menyusui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah menyelisihi apa yang telah tetap di kalangan para ulama siroh (sejarah). Karena dalam buku-buku siroh ditegaskan bahwa Abu Lahab memerdekakan Tsuwaibah jauh setelah Tsuwaibah menyusui Nabi shallallahu alaihi wasallam.
Al-Hafizh Ibnu Abdul Barr rahimahullah berkata dalam Al-Isti’ab (1/12) ketika beliau menyebutkan kisah menyusuinya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kepada Tsuwaibah, “Dan Abu Lahab memerdekakannya setelah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berhijrah ke Madinah”.
4. Kegembiraan yang dirasakan oleh Abu Lahab hanyalah kegembiraan yang sifatnya tabi’at manusia biasa karena Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah keponakannya. Sedangkan kegembiraan manusia tidaklah diberikan pahala kecuali bila kegembiraan tersebut muncul karena Allah Ta’ala. Buktinya, setelah Abu Lahab mengetahui kenabian keponakannya, diapun memusuhinya dan melakukan tindakan-tindakan yang kasar padanya. Ini bukti yang kuat menunjukkan bahwa Abu Lahab bukan gembira karena Allah, tapi gembira karena lahirnya seorang keponakan. Gembira seperti ini ada pada setiap orang.
(5) Hadits ini diriwayatkan oleh al-Bukhari: 4711 tetapi mursal, karena Urwah tidak menyebutkan siapa rowi setelahnya, sedangkan hadits mursal termasuk kategori hadits lemah menurut mayoritas ahli hadits.
(6) Ini adalah mimpi dan mimpi tidak bisa dijadikan hujjah dalam syariat, sekalipun dia ahli ibadah dan berilmu, kecuali mimpi para nabi karena mimpi mereka adalah haq.
(7)Hadits ini memberikan pahala kepada orang kafir, padahal al-Qur’an menegaskan bahwa orang kafir tidak diberi pahala dan amal perbuatannya sia-sia.
“Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan.” [QS.al-Furqon/25: 23]
“Mereka itu orang-orang yang telah kufur terhadap ayat-ayat Robb mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia, Maka hapuslan amalan-amalan mereka, dan kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat.” [QS.al-Kahfi/18: 105]
(8.) Kegembiraan Abu Lahab dengan kelahiran Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam hanyalah kegembiraan tabiat saja, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah keponakannya, sedangkan kegembiraan tidaklah diberi pahala melainkan apabila untuk Allah azza wa jalla.
(9)Abu Lahab tidak mengetahui kenabian Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam saat itu, buktinya setelah dia mengetahuinya maka dia memusuhi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan melakukan hal-hal yang tidak sepatutnya untuk dilakukan.
Demikian semoga mencerahkan,
Wallahu A'lam

Posting Komentar

0 Komentar