Download File kurang dari : 18MB, Link Download Audio: Tujuan Hidup seorang Muslim adalah Surga, Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Berbagi Ilmu Kajian Sunnah
Audio Kajian Tematik oleh : Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Audio Kajian Tematik oleh : Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
CERAMAH AGAMA TENTANG TUJUAN HIDUP SEORANG MUSLIM ADALAH SURGA
SIMAK PENJELASAN LENGKAP STREAMING DAN DOWNLOAD MP3 CERAMAH AGAMA ISLAM TENTANG TUJUAN HIDUP SEORANG MUSLIM ADALAH SURGA.
RINGKASAN CERAMAH AGAMA TENTANG TUJUAN HIDUP SEORANG MUSLIM ADALAH SURGA
Sebagai seorang muslim kita harus ingat bahwa tujuan hidup kita adalah surga, bukan dunia. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ ﴿١٨٥﴾
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali-Imran[3]: 185)
Allah sebutkan empat poin dalam ayat ini. Yaitu:
PERTAMA, SEMUA JIWA PASTI AKAN MATI.
Siapapun dia orangnya pasti akan mati. Tidak akan ada orang yang kekal. Siapapun dia! Bahkan para Nabi dan Rasul tidak ada yang hidup. Semua meninggal. Bahkan Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُم مَّيِّتُونَ ﴿٣٠﴾
“Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula).” (QS. Az-Zumar[39]: 1)
Semua Nabi dan Rasul mati kecuali satu Nabi yang belum mati, yaitu Nabi Isa ‘alaihissalam yang diangkat langsung oleh Allah dan ditugaskan untuk membunuh dajjal. Setelah membunuh dajjal baru Nabi Isa meninggal dunia.
Maka dari itu ketika Abu Bakar as-Siddiq mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal, semua sahabat sedih sampai ‘Umar mengatakan, “barangsiapa mengatakan Nabi Muhammad mati, maka aku akan penggal lehernya.” Hal ini karena kecintaan beliau yang luar biasa kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Kalau sudah meninggal tidak boleh disembah. Masih hidup saja tidak boleh disembah apalagi sudah meninggal. Inilah ajaran islam, tauhid kepada allah subhanahu wa ta’ala. Bahwa orang yang hidup tidak bisa memberikan manfaat, tidak bisa menolak bahaya. Apalagi orang itu sudah meninggal. Yang bisa memberikan manfaat dan menolak bahaya hanyalah Allah subhanahu wa ta’ala. Abu Bakar membawakan ayat dalam surat Ali Imron:
وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِن قَبْلِهِ الرُّسُلُ ۚ أَفَإِن مَّاتَ أَوْ قُتِلَ انقَلَبْتُمْ عَلَىٰ أَعْقَابِكُمْ ۚ وَمَن يَنقَلِبْ عَلَىٰ عَقِبَيْهِ فَلَن يَضُرَّ اللَّـهَ شَيْئًا ۗ وَسَيَجْزِي اللَّـهُ الشَّاكِرِينَ ﴿١٤٤﴾
“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (QS. Ali Imron[3]: 144)
Pera sahabat menangis karena benar bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah meninggal.
KEDUA, DUNIA BUKAN TEMPAT GANJARAN
Seseorang akan diberikan ganjaran secara sempurna nanti pada hari kiamat. Ketika orang berbuat baik di dunia maka akan dibalas 10 sampai 700 kali lipat. Namun sempurnanya ganjaran akan diberikan ketika nanti hari kiamat. Orang yang melakukan keburukan akan dibalas di dunia. Tapi sempurnanya balasan akan diberikan nanti ketika di akhirat.
KETIGA, ORANG YANG SUKSES
Dalam ayat ini Allah juga menyebutkan barang siapa yang dijauhkan dari api neraka dan dimasukkan ke surga maka dialah orang yang sukses. Hendaknya seorang muslim mengingat ayat ini. Bahwa orang yang sukses menurut Al-Qur’an, orang yang menang, orang yang berhasil adalah orang yang dimasukkan oleh Allah kedalam surga dan dijauhkan dari api neraka.
Ukuran dunia bukan ukuran sukses. Orang mendapatkan gelar, mendapatkan kedudukan, mendapatkan jabatan, mempunyai rumah yang besar, mempunyai mobil yang banyak, mempunyai perusahaan yang banyak, itu bukan sukses. Sukses yang hakiki, sukses yang abadi, menurut Allah di dalam Al-Quran adalah ketika orang dijauhkan dari api neraka dan dimasukkan ke dalam surga. Inilah orang yang dikatakan sebagai orang sukses.
Orang yang pertama kali sukses adalah para sahabat, para Nabi dan Rasul. Semua Nabi-Nabi, semua Rasul adalah orang yang sukses.
Berbeda dengan kita yang mengukur kesuksesan dengan dunia. Ketika seseorang memiliki harta yang banyak, memiliki kedudukan, memiliki jabatan, menjadi walikota, menjadi menteri, kita akan mengatakan mereka adalah orang yang sukses. Padahal tidak demikian. Karena itu justru menjadi fitnah yang besar untuk mereka. Itulah yang dinamakan fitnah syahwat. Dan banyak orang yang tertipu dengan dunia.
KEEMPAT, DUNIA ADALAH KEHIDUPAN YANG MENIPU
Allah juga menyebutkan dalam ayat ini bahwa tidaklah kehidupan di dunia ini melainkan kehidupan yang menipu. Allah yang mengatakan demikian. Maka jangan mengejar dunia. Tapi kejarlah akhirat. Tujuan hidup seorang mukmin adalah surga bukan dunia.
Ketika berusaha siang dan malam melaksanakan syariat Islam tujuannya adalah untuk masuk surga bukan dunia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan bahwa dunia ini lebih jelek dari bangkai kambing. Dunia tidak ada harganya meskipun hanya seberat sayap nyamuk. Sampai Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi:
لَوْ كَانَت الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ الله جَنَاحَ بَعُوضَةٍ ، مَا سَقَى كَافِراً مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ
“Seandainya dunia ini di sisi Allah senilai harganya dengan sayap nyamuk niscaya Allah tidak akan memberi minum barang seteguk sekalipun kepada orang kafir” (HR. Tirmidzi)
TUJUAN HIDUP GENERASI TERBAIK UMAT ISLAM
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda bahwa sebaik-baik generasi adalah para sahabat yang bertemu dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Nabi sebutkan bahwa mereka adalah yang terbaik. Nabi sebutkan mereka yang terbaik tentang aqidah, ibadahnya, akhlaknya, muamalahnya, jihadnya, merekalah yang terbaik, para sahabat. Bukan rupanya, bukan kendaraannya, bukan hartanya, ukurannya adalah hati dan amal. Merekalah yang terbaik dari umat ini.
Maka dari itu kita diperintahkan untuk mengikuti mereka. Kita tidak boleh mengikuti jalan selain jalannya para sahabat. Kalau kita mengikuti jalan selain jalannya para sahabat, Allah ancam orang itu dengan kesesatan di muka bumi ini dan juga diancam dengan masuk neraka. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَمَن يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا ﴿١١٥﴾
“Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.“(QS. An-Nisa[4]: 115)
Download dan Streaming juga Kajian : Cara Beragama Islam Yang Benar, Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Berbagi Ilmu Kajian Sunnah
Mari raih pahala dan kebaikan dengan membagikan tautan ceramah agama ini
ustadz: Yazid bin Abdul Qadir Jawas
sumber: radiorodja.com
repost: Berbagi Ilmu Kajian Sunnah
0 Komentar