Ceramah Singkat Tentang Ilmu: Islam Agama Ilmu, Ustadz Yazid Abdul Qadir Jawas

Download File kurang dari : 21MB, Link Download Audio: Islam Agama Ilmu, Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Berbagi Ilmu Kajian Sunnah
Audio Kajian Tematik oleh : Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas


STREAMING DAN DOWNLOAD MP3 CERAMAH SINGKAT TENTANG ILMU: ISLAM AGAMA ILMU




RINGKASAN CERAMAH SINGKAT TENTANG ILMU: ISLAM AGAMA ILMU

Ikhwani fiddin a’azza kumullah,

Alhamdulillah kita bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang Allah karuniakan kepada kita dan kita bersyukur diberikan nikmat Islam.

Yang akan kita bahas dalam ceramah singkat ini, yaitu kita harus mengetahui bahwa agama Islam ini adalah agama ilmu. Sebab kita tidak akan tahu tentang agama ini kecuali dengan ilmu.

Yang pertama, dengan wahyu Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mendapatkan wahyu dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang Allah turunkan Al-Qur’an selama 23 tahun. Kemudian Nabi menyampaikan kepada para sahabat Radhiyallahu ‘Anhum Ajma’in, kemudian sahabat menyampaikan kepada Tabi’in, sampai kepada kita.

Kita harus belajar tentang agama ini. Karena pada hakikatnya manusia mempunyai sifat bodoh, tidak tahu agama. Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan di dalam surah Al-Ahzab, surah 33 ayat 72, Allah berfirman:

إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَن يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنسَانُ ۖ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا ﴿٧٢﴾

“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat dzalim dan amat bodoh,” (QS. Al-Ahzab[33]: 72)

Allah menyebutkan di dalam surat Al-Ahzab ayat 72 ini bahwa manusia sangat dzalim dan sangat bodoh. Kalau manusia sangat dzalim, manusia sangat bodoh, maka dia harus belajar tentang agama ini. Supaya hilang kebodohan. Begitu juga dia harus mentauhidkan Allah, supaya hilang kedzaliman. Karena kalau kita bicara soal keadilan, keadilan yang paling adil adalah tauhid. Sedangkan kedzaliman yang paling dzalim adalah syirik. Maka manusia disuruh belajar.

Yang pertama kali belajar tentang agama ini. Karena manusia dilahirkan dalam keadaan tidak tahu apa-apa, jahil. Allah menyebutkan:

جَهُولًا

Bodoh, nggak ngerti apa-apa manusia ini.

Tidak ada seorangpun yang dilahirkan dalam keadaan dia berilmu. Dia harus belajar. Jadi kita harus memperbaiki cara beragama kita dengan dalil. Ilmu ini maksudnya kita belajar ilmu syar’i, Al-Qur’an dan Sunnah menurut pemahaman Salafush Shalih. Karena banyak kita lihat umat Islam yang tidak belajar, tidak ngaji, tidak menuntut ilmu. Mereka sibuk dengan dunianya, sibuk dengan kerja, dengan dagangan, dengan usaha, dengan kuliah dan yang lain. Tapi agama mereka tidak mempelajari. Soal dunia, mereka tahu -kata Allah- tapi mereka lalai tentang akhirat. Allah menyebutkan dalam surah Ar-Rum ayat 7:

يَعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِّنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْآخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ ﴿٧﴾

“Mereka tahu tentang apa yang tampak dari kehidupan dunia, tetapi mereka lalai dari akhirat.” (QS. Ar-Rum[30]: 7)

Dunia mereka tahu. Tentang berbagai disiplin ilmu dunia mereka tahu. Tentang masalah keuangan, tentang masalah teknologi dengan segala macamnya mereka tahu. Tapi tentang agama tidak tahu.

MANUSIA WAJIB BELAJAR AGAMA

Semua manusia wajib belajar agama ini. Apakah dia orang awam, apakah dia rakyat, apakah dia pejabat, apakah dia seorang dokter, seorang doktor, seorang profesor, dia orang tua, sebagai anak, laki, perempuan, dia orang miskin, orang kaya atau siapa saja, wajib menuntut ilmu! Nabi bersabda Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah)

Wajib! Kalau wajib untuk semuanya. Dan riwayat ini shahih. Setiap muslim dan muslimah wajib menuntut ilmu syar’i, wajib belajar agama.

Kalau kita lihat tentang Islam kita, rata-rata kaum muslimin yang ada ini Islamnya KTP. Padahal nikmat Islam ini adalah nikmat yang luar biasa, lebih baik dari dunia dan seisinya. Sekarang kita harus menjaga iman kita, jaga keislaman kita.

Dengan apa kita menjaga? Dengan apa kita mensyukuri nikmat Islam ini? Yaitu dengan kita belajar agama. Kalau kita tidak belajar agama, bagaimana kita tahu tentang agama Islam? Kita tidak akan tahu.

Dan kita ingat bahwa Allah setiap hari memberikan waktu kepada kita 24 jam. 24 jam Allah berikan waktu kepada kita, 1.440 menit. Tinggal kita berusaha bagaimana dalam sehari itu mempelajari agama 1 jam (60 menit), atau 2 jam (120 menit), dari 1.440 menit yang Allah berikan kepada kita.
Masa kita ngga ada waktu? Tidak mungkin kita tidak memiliki waktu!

Tinggal kita bagaimana mengatur waktu kita untuk belajar agama ini, sehingga kita paham tentang agama. Harus kita belajar!

AGAMA INI DALIL

Kalau disebutkan ilmu, tentu dengan dalil. Agama ini dalil. Kita tidak boleh ikut-ikutan dalam beragama. Kalau kita lihat kaum muslimin, mereka seperti yang Allah sebutkan. Mereka sangatlah dzalim. Untuk dunia, mereka kejar. Mereka belajar, mereka teliti, mereka lihat kitab-kitabnya, mereka pelajari, mereka ingin buktinya sesuatu itu benar atau tidak. Itu ketika mereka belajar ilmu pengetahuan. Tapi kalau soal agama, kita lihat kaum muslimin, mereka ikut-ikutan, tidak pernah bertanya dalilnya apa? Ketika ada kyai atau ustadz atau guru mengajarkan sesuatu kepada dia, dia ikut-ikutan.

KITA HARUS JUJUR

Coba kita jujur, kita lihat kaum muslimin. Mereka ketika wudhu, shalat atau yang lain, mereka tidak menanyakan dalil. apa kata ustadnya atau apa yang mereka belajar dulu waktu masih kecil, itu saja, tidak ada perubahan sama sekali. Mereka tidak berusaha bagaimana memperbaiki agama mereka, cukup.

Tapi kalau ilmu pengetahuan, mereka buka kitabnya, mereka rujuk dan segala macam. Artinya mereka rujuk dari kitab-kitab, benar atau tidak. Dan mereka tanyakan buktinya.

Misalnya -saya ambil contoh- kalau orang shalat, yang ada ikut-ikutan. Ini masalah agama, padahal ini adalah hal pertama yang dihisab pada hari kiamat. Mereka tidak pernah bertanya dalilnya apa, bagaimana cara takbirnya, apa yang harus dibaca, bagaimana cara ruku’nya, tidak pernah ditanya tentang buktinya berupa dalil.

Tapi kalau jual beli mobil atau motor -misalnya-, mereka tanya tidak surat-suratnya? Ketika jual beli tanah, mereka bertanya tentang suratnya, asli atau tidak? palsu atau tidak? Itu semua ditanya dengan detil oleh dia. Tidak mau mereka tertipu. Tapi soal agama, mereka tidak hanya, ikut-ikutan. Seharusnya bertanya, dalilnya mana? Kita beragama harus dengan dalil. Bukan kata ustadz, bukan kata guru, bukan kata kyai, tapi dalilnya mana? Ini ketidak-adilan manusia, kedzaliman manusia. Kalau masalah dunia, ditanya dulu sampai teliti. Beli mobil, beli motor, beli tanah, beli apa saja, ditanya buktinya, suratnya, asli atau tidak, lengkap atau tidak, seperti itu mereka. Tapi kalau masalah akhirat, ketika ada orang yang menyampaikan, dengar, lalu diamalkan tanpa tahu dalilnya.

PERINTAH BERAGAMA DENGAN DALIL

Tolong dengarkan dan catat! Allah berfirman di dalam surat Al-Isra’, surat 17 ayat 36. Allah berfirman:

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَـٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا ﴿٣٦﴾

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS. Al-Isra'[17]: 36)

Jadi, didalam kita beragama, tidak boleh kita ikut-ikutan. Tanya dalilnya, ada atau tidak keterangan yang mengatakan seperti ini? Apakah bentuknya aqidah? Apakah bentuknya keyakinan, ibadah, shalat atau yang lainnya? Bentuknya perayaan atau apa saja, mana keterangannya? Mana dalilnya mengadakan seperti ini? Ada nggak keterangannya? Ada nggak dalilnya? Kita benar menggunakan dalil. Dan Allah yang menyuruh demikian di dalam Al-Qur’an, “Jangan kamu ikut apa yang kamu tidak tahu.” Allah yang mengatakan demikian. Tidak boleh kamu ikut apa yang kamu tidak tahu. Jadi harus kita ikut dengan dalil.

Kita lihat lagi ayat yang lain. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman di dalam surat Al-Baqarah ayat 111:

وَقَالُوا لَن يَدْخُلَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَن كَانَ هُودًا أَوْ نَصَارَىٰ ۗ تِلْكَ أَمَانِيُّهُمْ ۗ قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ ﴿١١١﴾

“Dan mereka berkata: “Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang Yahudi atau Nasrani”. Demikian itu angan-angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah: “Tunjukkanlah bukti (hujjah/dalil) kebenaranmu jika kamu adalah orang yang jujur”. (QS. Al-Baqarah[2]: 111)

Allah menyuruh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika orang-orang Yahudi dan Nasrani mengklaim diri mereka bahwa mereka adalah yang pasti masuk surga. Kata Allah kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, “Katakan kepada mereka, ‘mana buktinya? mana hujannya? mana dalilnya?” Tidak ada keterangan dari al-Qur’an maupun sunnah dan tidak ada keterangan juga dalam kitab mereka bahwa mereka masuk surga. Kecuali dengan iman, kecuali dengan amal shalih.

Dan setelah diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, mereka wajib untuk masuk kedalam agama Islam, wajib mengikuti Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Hatta (walaupun) Nabi Musa ‘Alaihish Shalatu was Salam. Kata Nabi:

لَوْ أَنَّ مُوسَى كَانَ حَيًّا مَا وَسِعَهُ إِلَّا أَنْ يَتَّبِعَنِي

“Kalau seandainya Musa masih hidup, dia wajib mengikuti aku.” (HR. Ahmad)

Jadi, wajib mengikuti Rasulullah..

Sekarang Rasulullah diperintahkan oleh Allah untuk menanyakan kepada mereka hujjah/dalilnya. Sedangkan tidak ada dalil tentang mereka dijamin dengan surga.

Allah menyuruh kita untuk beragama dengan dalil. Mana hujjah? Mana dalid dalam kita beragama? Tidak boleh kita ikut tanpa dalil. Karena kita pasti akan sesat. Dan ini yang banyak kaum muslimin yang mereka tidak paham. Maka harus diperbaiki agama mereka, mereka wajib menuntut ilmu syar’i.

MENUNTUT ILMU JALAN MENUJU SURGA

Ini adalah jalan menuju surga. Karena kita yakin, kita orang Islam, bahwa yang kita tuju dalam hidup kita ini adalah ibadah kepada Allah dan kita ingin masuk surga. Sedangkan cara untuk masuk surga banyak caranya. Hal mendasar yang harus kita ketahui pertama kali -di samping iman, amal shalih- adalah menuntut ilmu. Karena tidak mungkin juga kita melakukan amal shalih tanpa ilmu. Maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang berjalan untuk menuntut ilmu, Allah akan mudahkan jalannya ke surga.” (HR. Muslim)

Jadi kalau kita menuntut ilmu, Allah mudahkan jalan ke surga. Makanya kita wajib menuntut ilmu, belajar agama. Jangan sampai kita selamanya bodoh tentang agama, nggak tahu tentang agama. Bahkan dibodohi oleh orang, dibohongi oleh orang, dibawa ke sini mau, di bawa ke sini mau. Akhirnya kita tidak mempunyai pegangan dalam hidup ini.

Kita orang Islam, kita harus belajar agama Islam dengan sungguh-sungguh, belajar dengan benar, belajar dengan dalil, sampai kita paham agama ini. Dan itu mudah, tidak sulit. Tidak ada dalam agama Islam yang menyulitkan manusia. Semuanya mudah. Sebab Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ

“Agama Islam mudah.” (HR. Bukhari)

Tinggal kita meluangkan waktu untuk belajar agama ini agar kita memahami agama, bisa mengamalkan amal shalih dengan ikhlas dan ittiba’, agar tidak dimasukkan ke dalam surga. Itu yang kita tuju sebagai seorang mukmin dan mukminah.

وصلى الله على نبينا محمد صلى الله عليه وسلم

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ ، أشْهَدُ أنْ لا إلهَ إِلاَّ أنْتَ ، أسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إلَيْكَ


ustadz: Yazid bin Abdul Qadir Jawas

sumber: radiorodja.com

Posting Komentar

0 Komentar