TAZKIYATUN NUFUS DAKWAH PARA RASUL



Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

 Ø¥ِÙ†َّÙ…َابُعِØ«ْتُ Ù„ِØ£ُتَÙ…ِّÙ…َ صَالِØ­َ الْØ£َØ®ْÙ„َاقِ

“Sesungguhnya aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”

Takhrij Hadits1

Hadits shahih lighairihi ini diriwayatkan oleh Ahmad bin Hambal dengan lafadz ini dalam Musnad-nya 2/381, Imam Al Haakim dalam Mustadrak-nya 2/613, dan Imam Al Bukhari dalam kitabnya Adabul Mufrad no. 273

Syarah Kosa Kata

صَالِØ­َ الْØ£َØ®ْÙ„َاقِ: kata ini sama dengan kata makarim akhlak . Akhlak yang mulia bisa disifatkan kepada seseorang merupakan nama untuk seluruh perbuatan dan sifat terpuji yang tampak dalam prilaku dan muamalahnya.2

Syarah Hadits

Dalam hadits yang mulia ini Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menjelaskan bahwa salah satu tujuan dan tugas beliau yang terpenting adalah menanamkan dasar akhlak yang mulia dan menyempurnakannya serta menjelaskan ketinggiannya. Hal ini tentunya menunjukkan urgensi, peran penting tazkiyatun nufus dan pengaruh besarnya dalam mewujudkan masyarakat Islam yang sesuai dengan manhaj kenabian. Hal ini karena tazkiyatun nufus tidak ada kecuali dengan akhlak yang mulia, keistiqamahan padanya dan dakwah kepada ketinggian dan indahnya akhlak tersebut, sehingga dakwah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam memperbaiki akhlak manusia tidak terlepas dari tazkiyatun nufus (pensucian jiwa).

Melihat arti pentingnya perkara ini maka para Rasul seluruhnya berdakwah kepada pensucian jiwa umat manusia. Lihatlah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam diutus untuk mensucikan dan memurnikan jiwa manusia serta menghilangkan kotoran dan akhlak buruk manusia. Sebagaimana dinyatakan dengan jelas dalam Al Qur’an, diantaranya adalah Firman Allah yang artinya: “Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al-Kitab dan Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui” (QS. Al Baqarah ayat 151).

Bukankah tazkiyatun nufus ada dengan akhlak mulia dan istiqomah diatasnya? Demikianlah pentingnya tazkiyatun nufus dalam membentuk masyarakat Islam yang benar, sehingga menjadi salah satu rukun ajaran dan dakwah nabi Ibrahim, sebagaimana dijelaskan Allah dalam firman-Nya (yang artinya) :

“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah beserta Ismail (seraya berdo’a):”Ya Rabb kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Ya Rabb kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak-cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. Ya Rabb kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab (al-Qur’an) dan hikmah serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS. Al Baqarah 2:127-129).

Para Rasul yang lainnya pun demikian, mereka mengajak manusia untuk membersihkan jiwa mereka dari kesyirikan dan kemaksiatan. Banyak ayat-ayat Al Qur’an yang menunjukkan perhatian besar para Rasul terhadap ketaqwaan yang berarti juga menyangkut tazkiyatun nufus, sebab hakekat tazkiyatun nufus adalah takwa. Maka jelaslah sudah tazkiyatun nufusmerupakan dakwahnya para rasul, bahkan salah satu rukun dakwah mereka.

Faedah Hadits

Diantara faedah hadits yang dapat kita ambil adalah:

Islam adalah agama yang menghapus kebatilan dan mempertahankan kebenaran. Ini jelas dari kata Ù„ِØ£ُتَÙ…ِّÙ…َ(menyempurnakan). Islam mempertahankan akhlak mulia yang dimiliki bangsa Arab, seperti kedermawanan, memuliakan tamu dan lain-lainnya, lalu menyempurnakannya dengan menghapus akhlak buruk mereka. Dengan demikian jelas salahnya penamaan islam dengan teroris, keras, radikal dll yang memberikan opini Islam itu tidak memiliki rahmat kepada alam semesta. Karena Islam selalu mempertahankan akhlak mulia dan menghapus akhlak yang buruk.

Bangsa Arab dahulu sebelum diutusnya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam merupakan umat yang memiliki akhlak terbaik, karena mereka memiliki sebagian akhlak mulia yang menjadi warisan agama nabi Ibrohim namun mereka kufur dari banyak syari’at Nabi Ibrahim. Karena itulah Allah Ta’ala mengutus Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam untuk menyempurnakan akhlak mereka dengan membersihkan jiwa mereka dari akhlak yang buruk, sehingga menjadi umat yang bertakwa.

Para Rasul sejak Nabi Nuh sampai Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam mengajak manusia kepada akhlak yang mulai dengan tazkiyatun nufus sehingga menjadi umat yang bertakwa kepada Allah Ta’ala.

Akhlak yang mulia dan ketakwaan adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan.

Akhlak yang mulia merupakan pilar kejayaan satu umat. Terbukti dengan sempurnanya akhlak kaum muslimin dibawah binaan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, mereka mampu mencapai kejayaan dan kemuliaan yang belum pernah dicapai umat sebelumnya.

Demikian, mudah-mudahan dapat mengajak kita semua untuk berusaha mensucikan diri dengan melaksanakan seluruh akhlak yang mulia dalam kehidupan dan perilaku kita, sehingga menjadi hamba Allah yang bertakwa.

Catatan Kaki

1 Lihat takhrij hadits ini dalam kitab Silsilah Ahadits Shahihah karya Syaikh Al Albani 1/112 no.45 dan Manhaj Al Anbiya Fi Tazkiyatin Nufus karya Syaikh Saalim bin ‘Ied Al Hilaliy hal 22-23 serta At Tamhiid karya Ibnu Abdil Barr 24/333-335.

2 Makarimul Akhlak Fi Dhu’I Al Qur’an wa Sunnah Shahihah Al Muthaharah karya Syaikh Saalim bin ‘Ied Al Hilaliy hal 8.


Artikel Muslimah.Or.Id

Penulis: Ustadz Kholid Syamhudi, Lc.

sumber: https://muslimah.or.id/4325-tazkiyatun-nufus-dakwah-para-rasul.html Via HijrahApp

Posting Komentar

0 Komentar